“MENJADI PENYULUH YANG BERHASIL”
Mengubah sikap dan perilaku masyarakat
pertanian agar mereka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan
disampaikan oleh Penyuluh Pertanian, namun kenyataannya masih banyak dijumpai
didalam masyarakat bahwa kegiatan Penyuluhan Pertanian masih dianggap kurang
berhasil bahkan dibeberapa tempat tidak berjalan. Oleh karena itu pada
kesempatan kali ini penulis sengaja memilih judul paper menjadi penyuluh yang
berhasil.
Ahli pertama Penyuluhan Pertanian Mounder A.H
mengatakan bahwa Penyuluhan Pertanian adalah suatu pelayanan/sistem untuk
membantu petani, melalui pendidikan dalam meningkatkan teknik dan cara bertani
meningkatkan produkdi, efisiensi dan pendapatan. Memperbaiki taraf hidup dan
meningkatkan tingkat sosial dan meningkatkan standar hidup pendidikan di
pedesaan.
Materi penyuluhan pertanian merupakan segala
sesuatu yang disampaikan pada penyuluhan pertanian. Materi pokok dapat berupa
ilmu dan teknologi sehingga dapat direspon oleh petani dengan syarat sebagai
berikut:
1. Materi penyuluhan harus dapat memberikan
keuntungan secara nyata bagi petani sebab jika terjadi keuntungan relatif kecil
petani kurang yakin akan materi yang akan disuluh
2. Materi penyuluhan pertanian harus memiliki
resiko relatif lebih kecil dan tidak menuntut biaya yang mahal
3. Materi penyuluhan bersifat sederhana yang
dapat dilaksanakan dengan peralatan dan teknologi yang tersedia secara lokal
4. Materi penyuluhan dapat diterima oleh
petani dengan mudah, artinya teknologi tersebut tersedia secara setempat dan
untuk memperolehnya tidak membutuhkan biaya
5. Materi penyuluhan bersifat mudah untuk
digunakan dan cepat menghasilkan
6. Materi penyuluhan tidak bertentangan
dengan norma-norma yang dianut oleh petani
7. Materi penyuluhan tidak memiliki efek samping
yang merugikan (Deptan, 2006).
Kegiatan-kegiatan yang bersifat non perilaku,
misalnya kegiatan-kegiatan untuk membantu/mengikhtiarkan kemudahan bagi pelaku
utama, pelaku usaha, kelembagaan petani, yang berkaitan dengan aspek kebijakan,
sarana/prasarana, pembiayaan, pengaturan dan pelayanan. Kegiatan-kegiatan
tersebut selanjutnya diusulkan dalam forum musyawarah perencanaan pembangunan
tahun yang berjalan disetiap tingkatan wilayah untuk mendapat dukungan dari
dinas/instansi lingkup pertanian dan dinas/instansi terkait(permentan NO. 25,
2009).
Berikut adalah strategi-strategi yang menurut
penulis dapat menghasilkan penyuluh yang berhasil:
1.
Materi
penyuluhan berisi perbandingan keuntungan/profit yang akan didapat oleh petani
bila menerapkan materi yang diberikan penyuluh dan yang telah dilakukan petani
selama ini, karna petani sekarang lebih mementingkan keuntungan/profit
dibandingkan hasil tani.
2.
Aktivitas
penyuluhan harus disesuaikan dengan kebutuhan petani, penyuluh tidaklah bisa
seenaknya membuat materi penyuluhan tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan
petani atau paling tidak bersentuhan dengan kebutuhan petani.
3.
Melaksanakan
aktivitas penyuluhan dengan penuh empati, seorang penyuluh harus dapat
menempatkan diri di situasi dan kondisi petani.
4.
Menjadi
penyuluh yang berkredibilitas tinggi, karena meski telah menyuluh dengan benar
jika dipandang tidak kredibel oleh petani maka peluang ketidak berhasilannya
sangat tinggi.
5.
Penyuluh
harus mampu mengikut sertakan para pemuka masyarakat di lokasi binaannya dalam
aktivitas penyuluhan. Dengan memanfaatkan
bantuan pemuka masyarakat ini penyuluh mendapat perlindungan dari sponsor
lokal.
6.
Perlu
‘keberanian’ untuk belajar dari kenyataan tentang Programa Penyuluhan.
Pasal-pasal 23, 24, 25, dan 26 secara eksplisit menguraikan tentang apa dan
bagaimana program penyuluhan secara normatif, namun kenyataan di lapangan
menunjukkan kecenderungan tidak berjalannya prinsip-prinsip dasar Programa
seperti yang diharapkan.
7.
sebelum
kegiatan penyuluhan ditutup, ulang kembali point-point penting yang
disampaikan, tekankan pada faktor terpenting yang ingin dicapai. Setelah itu
adakan review atau evaluasi pelaksanaan, bisa dengan mengajukan pertanyaan (uji
petik) terhadap beberapa petani yang telah menerima materi. dan yang terakhir
beri mereka “oleh-oleh” baik berupa folder atau leaflet, agar mereka memiliki
bahan untuk bertanya dan berdiskusi saat kita melakukan kunjungan rumah, atau
kunjungan lapang nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar